Jumlah penduduk penganut ateisme di Timur Tengah meningkat dari 8% pada 2013 menjadi 13% di pada 2019. Beberapa negara yang dimaksud mencakup Turki dan Arab Saudi.
Mengutip BBC International, data dari Pew Research Center menunjukkan terdapat 317 juta umat Muslim di Timur Tengah atau setara 93% dari total penduduk yang tersebar di berbagai negara kawasan tersebut pada 2015. Namun, jumlah penduduk yang menganut ateisme meningkat.
Turki, misalnya, laporan lembaga survei Konda menunjukkan jumlah orang Turki yang mengaku beragama Islam turun dari 55% menjadi 51% pada 2019.
“Penurunan ini bukan beralih ke agama lain tetapi menjadi ateis,” dikutip dari BBC International, Minggu (16/4/2023).
Begitu juga dengan Arab Saudi. Laporan Saudi Arabia 2021 International Religious Freedom Report (2021) mencatat terdapat 224 ribu yang memilih tidak beragama, baik ateis atau agnostik.
Hal ini terjadi di tengah isu yang mengatakan bahwa orang yang tidak mementingkan agama dan tidak beragama akan lebih bahagia dibandingkan yang beragama. Namun, survei yang dilakukan Pew Research Center pada 2019 tidak mengkonfirmasi hal tersebut.
Survei tersebut justru menunjukkan mayoritas warga yang melakukan ritual keagamaan mengatakan sangat bahagia dengan hidup mereka. Di Amerika Serikat misalnya, sebanyak 36% masyarakat yang beragama mengaku sangat bahagia, sementara yang tidak aktif beragama atau ateis hanya 25% yang mengaku bahagia.
Di sisi lain, peneliti dari University of Cologne sebagaimana dilansir Daily Mail pada pertengahan 2021 lalu mengatakan agama dan kebahagian sangat tergantung dari negaranya. Di negara yang fanatik dengan agama, para ateis akan merasa kurang bahagia dengan hidup mereka, sebaliknya di negara yang lebih liberal, mereka akan lebih bahagia.
Hal tersebut dikatakan terkait dengan diskriminasi yang dialami kaum ateis di negara yang fanatik dengan agama.
Sementara itu, untuk kasus di negara Arab, bertambahnya penganut ateis terjadi akibat beberapa hal. Hannah Wallace dalam artikel “Men without God: The Rise of Atheism in Saudi Arabia” (2020) menjelaskan situasi ini tidak terlepas dari sikap politik pemerintah yang menggunakan agama. Hal itu, tulisnya, setidaknya terjadi di Arab Saudi.
Tamer Fouad, koresponden hubungan internasional The Guardian menambahkan ada dua hal yang memicu meningkatnya ateisme di negara Arab. Pertama, adanya pandangan negatif terhadap agama karena pemberitaan buruk. Mulai dari penghancuran masjid, pembakaran gereja, hingga aksi kekerasan lain atas nama agama. Kedua, munculnya kegagalan kepemimpinan partai dan tokoh Islam pasca-Arab Spring.