Bukan China Apalagi RI, Ini Negara Paling Berpengaruh di Asia

Indonesian President Joko Widodo, right, shows the way to Chinese President Xi Jinping during their bilateral meeting on the sidelines of the G20 summit in Nusa Dua, Bali, Indonesia, Wednesday, Nov. 16, 2022.     Achmad Ibrahim/Pool via REUTERS

Kemampuanyangkuat secara ekonomi dan militer, membuat posisi diplomatik suatu negara besar. Kalau kita bicara di kawasan Asia ada pula negara yang berpengaruh besar di kawasan ini.

Dalam catatan yang bertajuk Lowy Institute Asia Power Index 2023 yang di dalamnya memuat daftar negara dengan pengaruh kuat di Asia tahun ini. Dalam daftar tersebut, Amerika Serikat (AS) menduduki peringkat pertama dan mengungguli China.

Dalam daftar tersebut sudah tak diragukan lagi 2 negara super power memimpin daftarnya, AS dan China menjadi negara paling berpengaruh di Asia dengan perolehan poin masing-masing 80,7 dan 72,5.

Negara di bawahnya terlihat gap yang cukup jauh. Begitu pula Indonesia, ternyata masuk dalam daftar 10 besar tepatnya bercokol di posisi 9 negara paling berpengaruh di Asia dengan perolehan poin sebesar 19,4.

AS merupakan negara adidaya di Asia setelah menentang tren penurunan yang berkelanjutan untuk mencatat kenaikan tahunan pertamanya dalam kekuatan komprehensif pada tahun 2021, skor keseluruhan AS turun sebesar 1,5 poin pada tahun 2022, sekaligus mencatatkan skor terendahnya dalam edisi Asia Power Index.

Untuk diketahui Negeri Adidaya ini terus menempati posisi pertama dengan mengungguli 6dari 8 tindakan atau kategori penilaian indeks. Seperti pada tahun 2021, itu memimpin Indeks dalam sumber daya masa depan, ketahanan, jaringan pertahanan, pengaruh budaya, dan kemampuan militer.

Kemudian, pada tahun 2022 China mengambil alih Amerika Serikat dalam ukuran pengaruh diplomatik, tetapi Amerika Serikat mengimbangi kerugian ini dengan mendapatkan posisi pertama dalam ukuran kemampuan ekonomi.

Menurunnya pengaruh diplomatik AS pada tahun 2022 merupakan hasil dari opini para ahli yang lebih lunak tentang kinerja pemerintahan Biden di Indo-Pasifik.

Peringkat pertama negara itu untuk kemampuan ekonomi sebagian merupakan hasil dari pelemahan skor untuk China karena kebijakan nol-Covid yang ketat di negara itu pada tahun 2022.

Kalau kita lihat ekonomi tahun 2022 Tak lama berselang setelah perang Rusia-Ukraina terjadi, kondisi ekonomi AS langsung meprihatinkan. Sejumlah analis mengingatkan bahwa risiko resesi di Negeri Adidaya ini makin nyata. Namun soal kemampuan ekonomi dibandingkan China ternyata AS masih unggul.

Secara garis besar kekuatan ekonomi AS menggunguli China hanya berbeda 1 poin dengan kekalahan pada aspek International LeverageConnectivity, dan Technology. Namun untuk sizenya masih diungguli China.

Ekonomi AS saat ini masih terbilang kuat meskipun bank sentralnya menaikkan suku bunga terus menerus dan belum menunjukan tanda-tanda berakhir untuk meredam inflasi yang melonjak ‘gila-gilaan’.

Jika dilihat secara tahunan atau full year ekonomi AS pada 2022 tumbuh 2,%. Memang jauh di bawah pertumbuhan pada 2021 sebesar 5,9% karena saat itu permintaan kembali pulih karena ada pelonggaran aktivitas ekonomi setelah ditutup karena pandemi.

Sementara, China yang beberapa waktu terakhir sempat tertekan akibat pandemi Covid-19 yang masih berkutat di negara tersebut. Akhir-akhir ini akhirnya membawa kabar bahagia di mana sejumlah pakar ekonomi dari Dana Moneter Internasional (IMF) optimis terkait prospek pertumbuhan ekonomi China tahun ini.

Dalam laporan World Economic Outlook ekonomi China diperkirakan bakal tumbuh sebesar 5,2% pada 2023 atau 0,8 poin persentase lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Kondisi terkini, pertumbuhan ekonomi China sepanjang 2022 tercatat 3%, meleset dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,5%. Adapun, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2022 tercatat sebesar 2,9% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Pertumbuhan tersebut turun dari realisasi pada kuartal sebelumnya sebesar 3,9% yoy, namun jauh di atas ekspektasi dan konsensus para analis sebesar 1,8% yoy.

Pertumbuhan ekonomi yang melampaui ekspektasi itu terjadi di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di Negeri Tirai Bambu sejak akhir tahun lalu. Adapun, pemerintah telah melonggarkan kebijakan pengetatannya Sejak Desember 2022.

Saat ini, IMF juga memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi China bahkan mencapai 4,5% pada tahun depan dan China diramal akan terus menjadi salah satu negara besar uang bisa membukukan pertumbuhan terkuat tahun ini.

Jika dilihat dari semua indikator AS adalah pemenangnya. Bahkan AS masih menjadi negara ‘Super Power’ di dunia karena angkatan perangnya yang kuat, hasil industri yang besar sehingga memiliki modal yang besar pula bahkan pasca Perang Dunia II.

Indonesia Berada di Urutan ke-9 Negara Paling Berpengaruh di Asia

Menarik dibahas, Indonesia sendiri berada di urutan ke-9 mengalahkan Thailand dan Malaysia. Namun masih kalah dibandingkan dengan Singapura dan Korea Selatan.

Indonesia merupakan satu dari hanya enam negara di kawasan ini yang mencatatkan peningkatan skor penilaian pada semua indikator.

Indonesia memiliki kinerja terbaik dalam tindakan ketahanan dan pengaruh diplomatik. Kendati demikian, ukuran terlemahnya adalah kemampuan militer dan jaringan pertahanan. Berikut rinciannya.

Selain itu, untuk kategori pengaruh diplomasi Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat, mencerminkan peran pentingnya di ASEAN dan sebagai ketua G20 tahun 2022.

Indonesia memberikan pengaruh yang sedikit lebih besar di kawasan ini. Mengingat sumber daya alam yang begitu melimpah seperti pertambangan, perkebunan membuat Indonesia unggul dalam hal ekspor komoditas tersebut.

Dengan sumberdaya yang ada bahkan Indonesia tengah berjuang keras untuk mengangkat derajatnya dari negara berkembang menjadi negara maju. Hal ini ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkali-kali terutama dalam merealisasikan industri hilirisasi yang ‘katanya’ bakal membawa Negeri ini naik derajat.

Saat ini yang tengah pemerintah tengah membentuk ekosistem yang bakal menjadikan Indonesia ‘raja baterai EV’ dunia. Ini berkaca pada negeri tetangga seperti Inggris, Taiwan dan Jepang yang sukses melakukan hilirisasi dan berhasil mengangkat derajat negaranya.

Itulah sebabnya Indonesia tak ingin terjebak menjadi negara berpendapatan menengah (middle income trap) karena Indonesia punya potensi untuk berpindah.

Kalau kita lihat ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun sebetulnya masih terbuka lebar untuk menjadi negara maju. Lihat saja, pasca dihantam pandemi covid-19 yang menghantam Indonesia sejak Maret 2020 membuat perekonomian jatuh ke jurang krisis.

Akan tetapi, dalam waktu yang tidak terlalu lama, hal itu bisa dikendalikan oleh pemerintah dan mampu pulih sejak pertengahan 2021.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*