Pemerintah akhirnya menetapkan biaya yang ditanggung jemaah haji (Bipih) di tahun ini adalah sebesar Rp 49,8 juta. Namun sebenarnya, berapa kah pengeluaran jemaah haji yang sesungguhnya ketika beribadah di Tanah Suci?
Awalnya, Pemerintah RI sempat menetapkan biaya haji di Rp 69,2 juta, namun keputusan itu dibatalkan karena adanya pemangkasan biaya hidup jemaah selama di sana sebesar 50%. Akan tetapi Pemerintah diminta tetap menjaga mutu pelayanan dan pelaksanaan haji meski komponen biayanya berubah.
Patut diketahui bahwa, biaya sebesar Rp 49,8 juta itu belum termasuk pengeluaran bersih. Masih ada beberapa pengeluaran lain yang kiranya harus diantisipasi agar bujet ibadah ke Tanah Suci menjadi optimal dan terukur.
Berikut adalah rincian pengeluaran biaya haji reguler yang harus diketahui para calon jemaah.
Buka tabungan haji
Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah membuka tabungan haji di bank syariah. Adapun dana minimal yang harus ada di tabungan haji untuk meneruskan proses pendaftaran adalah Rp 25 juta.
Dana ini bisa Anda setor secara lump sum jika memang ada. Namun jika Anda belum memiliki dana menganggur sebesar itu, Anda bisa mencicilnya setiap bulan dengan mengalokasikan uang 10-20% dari penghasilan ke tabungan haji.
Rp 25 juta yang menjadi setoran awal tersebut sama halnya dengan uang muka (DP) untuk total biaya haji yang dibebankan ke jemaah.
Setelah uang di tabungan haji Anda genap Rp 25 juta, Anda bisa melakukan verifikasi ke pihak bank dengan menyertakan dokumen berupa fotokopi rekening tabungan, KTP, kartu keluarga, buku nikah atau akta lahir atau ijazah, surat kesehatan, foto 3×4 dan 4×6, serta map.
Usai proses tersebut, bank akan memberikan dokumen berupa lembar validasi, surat pernyataan, surat kuasa dan slip setoran Rp 25 juta dari bank. Masukkan seluruhnya dalam map dan bawa surat tersebut ke kantor Kementerian Agama sesuai domisili Anda di KTP.
Kantor Kementerian Agama akan melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen asli yang dikeluarkan oleh bank syariah tempat kita membuka rekening haji. Dan setelah itu, Anda akan mendapatkan surat yang berisi nomor porsi, Anda pun sudah resmi masuk daftar tunggu calon jemaah haji Indonesia.
Sembari menunggu antrian, Anda bisa nabung untuk pelunasan biaya haji
Ketahuilah bahwa menunggu antrian haji itu memang lama, Anda bisa melakukan pengecekan lewat aplikasi Haji Pintar untuk memeriksanya. Dan pastikan surat yang berisi nomor porsi dari Kementerian Agama tidak hilang.
Sembari menunggu antrian, Anda bisa konsisten untuk tetap menabung rutin untuk memenuhi biaya haji yang dibutuhkan.
Bila biaya haji yang harus ditanggung adalah Rp 49,8 juta, maka tugas Anda adalah mengumpulkan sisanya.
Jika tiba-tiba ada rezeki apakah bisa langsung dilunasi dengan bayar Rp 24,8 juta? Jawabannya tentu saja tidak.
Setelah ada panggilan dari Kementerian Agama untuk keberangkatan kita, barulah kita bisa melunasinya. Jika Anda baru dipanggil 5 tahun yang akan datang, maka pelunasan yang harus Anda lakukan adalah setara dengan biaya haji di tahun tersebut.
Kebijakan ini ditetapkan untuk mengantisipasi risiko kenaikan mata uang yang terjadi setiap tahun.
Jadi, walaupun Anda mendaftarkan diri di tahun ini, belum tentu Anda akan membayar dengan total biaya yang sama saat berangkat.
Siapkan juga uang untuk biaya ini
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, total biaya haji yang ditanggung jemaah belum termasuk biaya lain-lain. Anda masih harus mempersiapkan biaya seperti:
– Biaya pemeriksaan medis calon jemaah yang estimasinya Rp 1,3 juta
– Biaya pembuatan paspor jika belum ada yaitu Rp 650 ribu (e-passport)
– Biaya vaksin yang berkisar antara Rp 150 – Rp 300 ribu
– Biaya tambahan jika ikut Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) berkisar Rp 3,5 juta.
Berapa banyak uang yang harus dibawa untuk biaya hidup di sana?
Sejatinya, Anda pun akan diberikan uang sebesar 1.500 Riyal yang sumbernya dari Pemerintah. Sebesar 500 Riyal akan digunakan untuk membayar dam atau denda tebusan dan sisanya adalah untuk sarapan, jajan, hingga membeli oleh-oleh di sana.
Cukup atau tidak cukupnya uang tersebut semuanya bergantung dengan pengeluaran Anda selama di Tanah Suci. Adapun pengeluaran yang harus diperhatikan adalah belanja oleh-oleh dan barang-barang lain.
Semakin banyak Anda membeli oleh-oleh maka makin besar pula pengeluaran Anda di sana. Jika Anda berencana membeli banyak oleh-oleh, tidak ada salahnya untuk menabung jauh-jauh hari sebelum berangkat.
Anda bisa menabung dalam mata uang Dolar sebelum berangkat dan mengkonversikan mata uang tersebut selama di sana.